Tetiba jadi Tim Management #MenikahItuMudah


Oke saya akan cerita bagaimana perjalanan saya sampai bisa bergabung menjadi tim dari #MenikahItuMudah. Hmmm dari namanya itu lho… wow banget. Mungkin bagi sebagian orang yang baru mengeja kata ini akan berkesan.. wah nggak banget.. pasti galau abis.. yupp dan itu kesan pertama saya ketika ditawari jadi marketing buku ini. Sempet saya bilang gini “nggak teh, saya nggak berani karena saya sendiri belum praktek.. bla bla bla.. saya nggak mau di bilang galau pengen nikah.. atau bahkan kebelet nikah.. itu bukan saya banget,..”  penolakan habis-habisan dari saya kala itu. Melihat sinis orang-orang yang suka dateng ke kajian pra nikah, karena sudah terlalu sering ikut kajian beginian yang ada hanya bikin semangat ingin bukan semangat action atau action tanpa tujuan yang jelas bahkan niatan yang tak lurus atau sekedar action yang nggak ada alasan yang kuat hanya untuk memenuhi keinginan sesaat. Ahh terlalu banyak orang galau disekitaran saya yang berakibat tidak baik bagi kesehatan saya sendiri.. hehehe.

Perjalanan dalam memasarkan dengan cara terpaksa dimulai saat keterdesakan masalah keuangan melanda saya sebagai anak rantau yang bulanannya lagi tersendat kala itu. Dengan sangat kebetulan, disebuah fakultas dikampus saya sedang mengadakan seminar pra nikah yang mengundang Salim a fillah, dsb. nah disinilah peluang jualan karena pasti bakal banyak yang datang. Yah entah mengapa langsung terlintas dibenak saya tentang buku #MenikahItuMudah dan #MahirMenjagaOrganIntimWanita untuk dipasarkan disitu. Pasti bakal laku karena temanya sama yaitu tentang nikah. Oke, akhirnya saya dipertemukan dengan sang penulis sebut saja th fu dan canun di acara #MudaMulia 3 waktu itu. Sebuah kebetulan tanpa janjian sebelumnya Alloh takdirkan saya bertemu dengan keduanya dan langsung diskusi untuk masalah pemasaran buku tersebut di acara seminar pra nikah itu. Dan.. akhirnya saya pun jadi berjualan buku itu di acara tersebut dengan catatan saya akan pasarkan itu buku hanya di seminar-seminar pra nikah saja nggak diluar itu.

Dan cerita pun dimulai.. seusai acara pra nikah itu, sisa buku yang tidak terjual harus saya bawa. Karena  si penulisnya menitipkan buku itu ditangan saya. Okelah kalau begitu.. berlanjut akhirnya si penulis menawari saya untuk menjadi manager buku yang bertugas membungkus dan mengirimkan buku kalau-kalau ada orang yang ingin beli lewat tangan beliau. Sip oke saya terima. Dengan catatan karena saya nggak perlu nawar-nawari alias memarketingkan buku itu jadi nggak perlu menjual kata #MenikahItuMudah dengan berbagai acaman di mental saya bahwa saya akan dibilang “galau lah apalah…” saya tinggal membungkus dan mengirim saja. Mudah sekali. Ehh ditengah perjalanan saya terpaksa harus membaca buku itu. Jadi selama saya memasarkan buku itu sebenarnya belum pernah baca buku itu. Baru ketika th fu meminta saya untuk menjadi admin salah satu twetnya terpaksa deh harus saya abaca habis buku itu halaman per halaman. Dan ternyata… mindset saya selama ini salah.. ini buku berbeda dari buku-buku pra nikah yang lain yang berefek semangat tanpa action dan berdampak galau berkepanjangan. Ini buku menawarkan beberapa tools untuk menujunya dengan mengukur kesiapan pribadi dan plus persiapan-persiapan yang harus dijalani.

Nah, sekarang mau cerita bagaimana saya bisa sampe masuk ke tim #MenikahItuMudah. Suatu ketika, saya ditawari oleh penulis buku #MIM untuk bergabung ke tim management #MIM. Awalnya sangat ragu.. tapi juga penasaran J dan akhirnya oke saya putuskan untuk ikut gathering pertama dulu. Dibayangan saya kala itu yang bergabung di tim #MIM ini pasti orang-orang yang menganut paham Nikah Muda alias sudah Menikah semua.. dan ternyata.. dugaan saya semua salah.. semua anggota dari tim ini masih single sodara-sodara.. Cuma th fu dan canun doank yang sudah nikah, itu juga mereka foundernya. Di gathering pertama yang saya telat datengnya di jelasin tentang visi besar dalam hidup canun yaitu “mewujudkan pada th 2025 keluarga-keluarga di pulau jawa jadi keluarga yang samara.” Salah satu konsep dalam membentuk peradaban. Wow sebesar itu mimpinya dan sesederhana ini melakukannya. Jadi, dari situlah baru saya sadari bahwa #MIM nggak Cuma ngomongin Pra nikah, galau nikah dst dst.. tapi lebih dari itu. Disini kita belajar tentang Psikologi, Parenting, Kesehatan (karena muslim yang kuat lebih disukai Allah SWT), dan yang lebih penting lagi adalah menyelamatkan temen-temen kita dari ganasnya pergaulan bebas, hal-hal yang mendekati zina yang biasa disebut dengan pacaran (karena Alloh SWT sangat melarang keras hal ini). Kalimat yang sering kami pegang untuk mengatasi hal ini adalah HALALKAN atau PUTUSKAN. Masalahnya kalau putuskan itu dan sudah terlalu cinta kan susah.. akibatnya banyak pembenaran-pembenaran.. dan kalau halalkan tanpa ilmu dan tata cara yang Alloh suka ya nambah masalah akibatnya jadi galau. Dan #MIM hadir untuk masalah yang demikian.

Dan kami para anggota tim ditantang untuk merenungkan visi besardalam hidup masing-masing. Jadi, nanti kalau sampai saatnya waktu hidup didunia ini sudah habis, setidaknya kami telah punya bukti dalam mempertanggung jawabkan tugas kami menjadi khalifah dimuka bumi. Dengan apa? Yah dengan visi hidup kami ini.. – sampai sekarang masih merenungi visi besar dalam hidup saya J -

Dari sinilah saya bertemu sama orang-orang yang luar biasa.. energi positif banyak saya terima disini. Yahh sulit rasanya dijelasin dengan kata-kata. Dan cerita ini akan terus berlanjut.. karena terlalu banyak rasa syukur yang harus saya jelaskan dalam kata-kata.. Takdirulloh.. Skenario hebat Alloh yang telah mempertemukan saya dengan tim ini.. tim impian.. yang bermimpi membentuk peradaban melalui langkah sederhana yang berdampak luar biasa yaitu menyelamatkan generasi muda dari kejamnya pergaulan dunia dengan mengubah mindset menjadi Keluarga SAMARA J